Rabu, 25 Desember 2013

Surat cinta pengecut (2)

Untukmu.. 

Mungkin surat ini tidak akan kau baca. Mungkin saja surat ini akan termakan rayap. Dan ada kemungkinan-kemungkinan lain.

Aku memang tak berharap lebih bahwa kau akan membalasnya, karena sudah sangat cukup bagiku jika kau mau membacanya. Dan begitu bahagianya aku jika saat membaca ini tersimpul senyum sederhana disudut bibirmu.
Lupakan siapa yang telah menulis surat ini !
Lupakan siapa sosok dibalik surat yang mungkin saja mengelitik hatimu !

Aku hanyalah pemuja rahasia yang diam-diam memberikan rasa kagumnya padamu.Awalnya, aku memang tak tau siapa kamu. Siapa kamu sebenarnya. Tapi setelah dengan sangat rajin aku sering mencari tau. Ternyata kamu seniorku. Aku jadi ingin terus memperhatikanmu. Tiba-tiba saja kau merenggut semua perhatianku.

Siapa dirimu wahai pecinta Manchester United ?
Apakah sosokmu begitu memukau seperti Manchester United ?
Aku tak ingin kehilangan jejakmu, sedikitpun !

Hal yang kita sebut kebetulan dan iseng ternyata telah membawaku hingga sejauh ini. Hari berganti minggu, siapa sangka bahwa bayangmu mampu menyebabkan rasa penasaranku ? sepotong peristiwa bernama kebetulan itu membawaku pada keberanian untuk mengetahui lebih dalam tentangmu. Mereka sebut percakapan, aku dan kamu menyebutnya chat. 

Untukmu, pagi yang selalu pagi, pagi yang selalu menjanjikan matahari. 

Realitanya, aku begitu sulit mengenal semua hal tentangmu, sekuat apapun usahaku. Meskipun bisa saja dengan gilanya aku menerobos hatimu untuk mengenalmu lebih jauh. Sayangnya aku terlalu lemah untuk itu. Bagiku perhatian yang sederhana jauh lebih baik daripada perhatian yang begitu ditunjukkan ttapi tak dengan tulus diberikan.

Aku tetaplah aku, yang hanya berani memperhatikanmu diam-diam tanpa pengungkapan sedikitpun.
Aku hanyalah aku, yang harus berfikir berkali-kali untuk lebih dulu mengucapkan "selamat pagi" pada sosokmu.

Salahkah aku kalau berkali-kali menggunakan tombol zoom in dan zoom out untuk membayangkan detail wajahmu ?
Salahkan aku kalau diam-diam memperhatikanmu sambil tersenyum tanpa sebab ?
Salahkah ?

Maafkan aku, karena terus menjadi pengecut yang mengikuti bayang-bayangmu.
Maafkan aku, karena mencintai tatapanmu.
Maafkan aku, karena dengan lancang menulis ini untukmu.


Dari seseorang yang ingin terus berjalan
ke arah bayangmu, selalu.


Tidak ada komentar :

Posting Komentar