Judul postingan
kali ini mungkin sudah mewakili atas pertanyaan siapapun yang membaca. Jikalau
ada yang membaca. Kesekian kalinya tentang apa ?
Iya, kesekian kalinya aku terbangun
dengan mengucap “cuma mimpi”.
Kesekian kalinya aku menghela napas di pagi
hari, menahan sesak yang lama kelamaan menjadi biasa.
Yaaaah begitulah lama-lama aku
terbiasa dengan semua ini yang hanya bunga tidurku, entah dari kapan mungkin untuk pertama kalinya setelah melihatmu di kampus atau semenjak hati ini menyimpan rasa untukmu.
“kesekian
kali” entah berapa banyak dan seringnya aku mengalami, hingga mengapa tak ku
tuliskan saja angka yang real “kesepuluh kali” atau mungkin “keduapuluh
kali”.
Aku juga tak mengerti, mengapa bisa hingga kesekian kalinya diri ini
memimpikanmu, tak bisa ku ingat berapa banyak malam yang tak memimpikanmu, yang
ku ingat kemarin malam sebelum aku menulis ini, aku pun memimpikanmu untuk kesekian
kalinya.
Seharusnya
aku bersyukur, hampir di setiap mimpiku ceritanya indah antara aku dan kamu
meski kadang ada ‘dia’ si wanita yang kau damba itu turut serta di mimpiku. Kata
temanku, ”nikmati sajalah atas mimpimu tentang dia, bersyukur masih diberi mimpi
yang berskenario tentang dia.” Iya mungkin kata temanku benar, aku sudah sepantasnya
bersyukur atas mimpi-mimpi indah yang selalu Allah kasih untukku, tapi
seindahnya mimpi itu selalu diikuti kesakitan, ya kesakitan saat aku terbangun
dan berkata “cuma mimpi”.
Tak ku
pungkiri, memang hampir di setiap hariku tak pernah terlewatkan untuk ‘memantau’
kamu ya meski hanya menggunakan media sosial, karena memang kita tak kenal
dekat. Mungkin juga kamu mengenalku saat kau mengetahui aku menyimpan
rasa. Taukah kamu ? kita sangat dekat, ya aku mengenalmu dekat begitu pula dengan
kamu mengenalku dekat dan itu cuma di mimpiku.
Lalu apa karena aku yang selalu
memantau kamu hingga kamu muncul di setiap mimpiku ? entahlah, atau mungkin karena
kamu selalu muncul dipikiranku ? entahlah..
Aku juga
tidak tau apa tujuan aku menulis post ini, mungkin hanya untuk sekedar
mengeluarkan hasratku untuk belajar menulis dengan sedikit gaya bahasa yang
berbeda, atau aku ingin kamu membaca ini atau hanya sedikit melegakan
perasaan. Ya mungkin ada benarnya juga untuk melegakan perasaan. Rasanya aku pun
tak enak jika setiap aku memimpikanmu harus menceritakan ke
teman-temanku, mungkin hanya sesekali saja. Tapi aku ingin bercerita pada siapa
saja, dan kalau bisa bercerita padamu bahwa aku selalu memimpikanmu dan aku
bahagia.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar