Jumat, 08 November 2013

Sepotong sore dan hujan

Hujan selalu menyimpan tanda tanya. Kadang, hujan bisa juga menjadi jawaban. Dia membisu, datang malu-malu, tanpa isyarat dan kata, tiba-tiba dia mengguyur saja sesukanya, seenak hatinya.

Seorang pria, sederhana saja. Senyumnya menyimpan banyak tanda tanya. Tatapannya mengganggu laju kerja otak, dan gerak geriknya memaksaku agar tidak melewati setiap inci perpindahannya.

Lalu, semua terjadi begitu saja. Saat percakapan kecil yang tercipta berubah menjadi deretan narasi nyata, aku dan dia, mengalir, begitu saja, seperti hujan yang dengan lembut jatuh ke permukaan. Sederhana sekali, cintaku memang selalu menuntut kesederhanaan.

Aku ingin dia mengajariku banyak hal..
Cara menari dalam hujan
Cara tertawa dalam kesedihan
Cara menghargai perbedaan
Dan cara bermimpi walau dalam kemustahilan

Seringkali aku ingin menatapnya dalam-dalam, menyelami sejuk matanya, tercebur dalam hatinya, terpeleset dalam aliran darahnya.
Aku sangat ingin menjadi bagian dalam setiap detak jantungnya.
Aku ingin ikut berhembus saat helaan nafasnya.
Tapi apa semua ingin dan harapku akan menyentuh kenyataan ?
Inilah yang disebut mimpi, selalu terlalu tertinggi.

Tahu-tahu, sosoknya menjadi sangat penting dalam setiap bangun pagi hingga tidur malamku. Sedetik, semenit, sejam, seharian, hanya dia yang begitu rajin menghampiri otakku. Aku ragu kalau dia tak punya kerjaan lain selain mengganggu pikiranku dan imajinasiku.

Hujan kali ini, di sepotong sore yang dingin...

Tidak ada komentar :

Posting Komentar