Entah
postingan pagi ini terkesan curhatan galau atau tidak, aku tidak
peduli. Aku hanya ingin berbagi, tentang senyum manis seorang pria
tampan. Senyum yang membiarkan angin tetap berhembus lembut menerpa
wajahku,
namun membuat mata memicing. Bukan, bukan karena takut, hanya saja
senyumnya
begitu menawan, bagaikan ganja yang membawa kita terbang ke nafsu
pribadi kita.
Aku tak tahu, sampai kapan senyum itu akan terjaga manis di bibirnya. Bahkan
kadang, senyum itu enggan datang. Di saat semua serba salah, di saat dada yang
sesak tak dapat menahan ronta hati yang merasa dicurangi, senyum itu hilang.
Namun, pada akhirnya, waktu berhasil membawa senyum itu kembali ke tempatnya.
Kembali ke wajah tampan nan menggoda itu.
Ah, seandainya hanya aku yang engkau beri senyum itu, pasti dunia pun iri.
Sayangnya, aku belum layak mendapat senyummu, aku bukan siapa-siapa. Aku hanya
orang yang secara semena-mena mengaku kau adalah milikku, sedang pada
kenyataannya ? Engkau masih milik orang lain.
Tapi tak masalah, selama aku bisa melihat senyummu..
Kadangkala aku benci dengan segala yang berputar di sekitarku. Kadangkala
aku resah dengan jalan yang menantiku di depan. Bahkan, kadangkala aku lupa
siapa aku sebenarnya. Tapi senyummu, meluluhkan kebencianku.
Hai
kau yang di sana, aku bahagia melihat senyummu pagi ini. Tak masalah
walau hanya sekedar lewat sms, senyummu telah membuat hatiku meleleh
dalam fase yang paling indah.
Terimakasih untuk senyummu pagi ini ?
Thanks God You made her. I know You do love her much more than i did,
but still, i beg You to keep her save…
Tidak ada komentar :
Posting Komentar